EKSISTENSI BRAHMAVIHARA ARAMA SEBAGAI DESTINASI WISATA EDUKASI DAN SPIRITUAL DI DESA BANJAR TEGEHA, KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG

  • Putu Sabda Jayendra Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional
  • I Nyoman Sudiarta Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional
DOI: https://doi.org/10.22334/jihm.v11i1.176
Abstract views: 557 , pdf downloads: 361
Keywords: Brahmavihara Arama, Wisatawan Edukatif, Spiritual

Abstract

Brahmavihara Arama yang berlokasi di Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng merupakan vihara Buddha terbesar di Bali. Vihara ini merupakan tempat suci yang diperuntukkan bagi umat Buddha yang didirikan sejak tahun 1969. Brahmavihara Arama merupakan salah satu destinasi wisata bernuansa religi, edukatif, dan spiritual yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Keberadaan vihara ini sangat unik dan menarik karena berada di tengah-tengah komunitas masyarakat Hindu Bali. Terlebih arsitektur vihara tersebut tidak sama dengan vihara yang bercorak kebudayaan Tiongkok, namun lebih dominan menggunakan arsitektur Bali. Fenomena ini tentu memiliki aspek historis dan filosofis yang sarat akan muatan edukatif. Fenomena lainnya adalah adanya aktivitas pelatihan meditasi yang melibatkan wisatawan mancanegara secara terstruktur yang terpusat di vihara ini. Hal tersebut menarik dan penting untuk dikaji lebih jauh, sehingga penelitian ini akan berfokus pada permasalahan materi edukasi yang disosialisasikan kepada wisatawan, serta aktivitas implementasi spiritualitas yang terjadi di Brahmavihara Arama. Penelitian ini mempergunakan Teori Interaksionisme Simbolik dan Teori Fungsionalisme Struktural dalam menganalisis permasalahannya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa aspek-aspek edukatif yang didapat wisatawan adalah toleransi (respect) dan filosofi pendakian spiritual melalui tahapan-tahapan dalam tiap struktur bangunan suci vihara yang dikunjungi. Sedangkan pola spiritualitas yang diterapkan pada wisatawan yang memang ingin mempelajari meditasi dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah pengenalan ajaran Metta (kasih sayang universal), kemudian Samatha, yaitu melatih ketenangan melalui anapanasati, yaitu pengaturan napas. Setelah pengaturan napas dan posisi tubuh telah dikuasai barulah lanjut ke tahap Vipassana.

References

Adriansyah, M.A., Saputri, A., Lawolo, A.N. and Arsha, J.S., 2018. Vipassana Sebagai Upaya Preventif Bagi Penderita Fear Of Missing Out (FoMo). Psikostudia: Jurnal Psikologi, 7(1), pp.50-59.
Baghi, Felix. 2012. Pluralisme, Demokrasi dan Toleransi. Yogyakarta: Ledalero.
Bahari, H (ed). 2010. Toleransi Beragama Mahasiswa (Studi tentang Pengaruh Kepribadian, Keterlibatan Organisasi, Hasil Belajar Pendidikan Agama, dan Lingkungan Pendidikan terhadap Toleransi Mahasiswa Berbeda Agama pada 7 Perguruan Tinggi Umum Negeri) Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan.
Darmawati, Ida Ayu Nyoman. 2010. “Upacara Ngusaba Nangkan di Desa Pakraman Penglipuran, Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)”. Tesis Program Pascasarjana IHDN Denpasar.
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Herfin, H., 2017. Upacara Ullambana Dalam Agama Buddha Di Vihara Dharmakirti Palembang (Skripsi) UIN RADEN FATAH PALEMBANG.
Hermawan, Hary, Priyanto, R. and Brahmanto, E., 2018. Upaya Mewujudkan Wisata Edukasi di Kampung Tulip Bandung. Jurnal Abdimas Misi, https://doi.org/10.31219/osf.io/vyfqh (diakses 5 Maret 2020).
Jayendra, Putu Sabda. 2014. Pengantar Perkuliahan Agama. Denpasar: STPBI.
Jayendra, P.S., 2019. Eksistensi Industri Pis Bolong Sebagai Media Sosialisasi Religiusitas Budaya Bali Bagi Wisatawan Di Desa Kamasan, Klungkung. Majalah Ilmiah Widyacakra, 1(01).
Jayendra, P.S., Sudarmawan, I.W.E. and Wijaya, N.S., 2019. Eksistensi Produk Pis Bolong Sebagai Media Edukasi Religiusitas Budaya Bali Bagi Wisatawan Di Desa Kamasan, Klungkung. Jurnal Ilmiah Hospitality Management, 9(2), pp.134-145.
Muljadi A.J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nasikun. 2004. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
Sukaatmadja, I.P.G., Wardana, M., Purbawangsa, I.B.A. and Rahanatha, G.B., 2017, October. Pariwisata Spiritual: Berbasis Event–Event Upacara Agama Hindu. In Prosiding Seminar Nasional AIMI (pp. 27-28).
Sutama, I.K., 2013. Pariwisata Spiritual di Bali dari Perspektif Stakeholders Pariwisata. Jurnal Perhotelan dan Pariwisata, 3(2), p.1.
Widyastuti, N.K., 2019, October. Motivasi Wisatawan Berkunjung Ke Vihara Dharma Giri Kabupaten Tabanan. In Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) (Vol. 2, No. 1).
Wijoyo, H. and Surya, J., 2017. Analisis Penerapan Meditasi Samatha Bhavana di Masa covid-19 terhadap Kesehatan Mental Umat Buddha Vihara Dharma Loka Pekanbaru. Sumber, p.329.
Zulkifli, Z., 2016. Doktrin Kasih Dalam Tradisi Agama-Agama Besar: Antara Teori Dan Praktik. Ilmu Ushuluddin, 3(2), pp.189-200
Published
2020-12-24
How to Cite
Jayendra, P. S. and Sudiarta, I. N. (2020) “EKSISTENSI BRAHMAVIHARA ARAMA SEBAGAI DESTINASI WISATA EDUKASI DAN SPIRITUAL DI DESA BANJAR TEGEHA, KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG”, Jurnal Ilmiah Hospitality Management, 11(1), pp. 42-54. doi: 10.22334/jihm.v11i1.176.
Section
Articles
Abstract viewed = 557 times
pdf downloaded = 361 times